jam

Senin, 11 Maret 2013

PENGERTIAN, FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN dan HUBUNGAN TIMBAL BALIK


PENGERTIAN, FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN dan HUBUNGAN TIMBAL BALIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu dalam
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pembimbing : Nur Hidayati M.Pd.











Di susun oleh :
Endah Ayunda Sari          (122150030)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012

DAFTAR ISI


PENDAHULUAN…………………………………………………………   I
PEMBAHASAN…………………………………………………………..   1
A.    Pengertian faktor-faktor pendidikan………………………………   1
B.    Macam-macam factor pendidikan………………………………...  2
C.    Hubungan timbale balik…………………………………….……    9
DAFTAR PUSTAKA




I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen

pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat kita ungkapkan dalam pembahasan ini  adalah sebagai berikut :
1.   Apa pengertian pendidikan ?
2.   Apa saja faktor-faktor utama pendidikan ?
3. Apa Hubungan Timbal Balik antar Faktor Pendidikan

C.  Tujuan dan Manfaat Pembahasan
1.   Untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
2.   Mengenal dan memahami pengertian pendidikan,
3.   Memahami apa saja yang menjadi faktor-faktor utama pendidikan yang  
     secara langsung terlibat dalam proses pendidikan.

II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Faktor-Faktor Pendidikan
Meskipun barangkali sebagian di antara kita mengetahui tentang apa itu pendidikan, tetapi ketika pendidikan tersebut diartikan dalam satu batasan tertentu, maka terdapatlah bermacam-macam pengertian yang diberikan.
Dalam arti sederhan pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina keperibadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi orang dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[1]

Sementara itu pendidikan menurut :
1.     Langeveld: pendidikan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. [1]
2.      John Dewey: pendidikan merupakan proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama manusia.[2]
3.      J.J. Rousseau: pendidikan memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. [3]
4.     Driyarkara: pendidikan merupakan pemanusian manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. [4]
 

[1,2,3,4] Salam.Burhanudin. 2002. Pengantar pedagogik. Jakarta :Rineka cipta
Jadi pendidikan dapat di simpulkan:  Pendidikan adalah wadah atau tempat pengantar manusia menuju kehidupan yang lebih baik dan sukses. Pendidikan juga adalah usaha atau proses manusia agar menjadi lebih dewasa.

Unsur-unsur dalam pendidikan adalah: [5]
Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar;
Ada pendidik, pembimbing;atau penolong;
Ada yang didik
Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan;

Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
1.     Ki Hajar Dewantara. Pendidikan merupakan tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. [6]
  1. Menurut undang-undang no 2 th 1989. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan pesdik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. [7]
  2. menurut UU no 20 th 2003. pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesdik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memili kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. [8]

B.    Macam-Macam Faktor Pendidikan[9]
Dalam melaksanakan pendidikan, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan tersebut.
 

            [5,6] Tirtaraharja, Umar. Lasula. 2000. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
                    [7,8] www.itb.ac.id/files/12/20121022/Tanya-jawab_UU-DIKTI.pdf
Faktor-Faktor Pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya mempunya hubungan yang erat. Kelima faktor tersebut adalah :

1.   Pendidik      [10]
Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua , guru, pemimpin, program pembelajaran, latihan dan masyarakat/organisasi.
Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, dipundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang dicitakan. Secara umum, pendidik adalah mereka yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan.
Selain mendidik pendidik/guru mempunyai 4 empat tugas, yaitu ;
1.       Mengajarkan ilmu pengetahuan agama isalm.
2.       Menanamkan Keilmuan dalam jiwa anak.
3.       Mendidik anak agar taat menjalankan agama.
4.       mendidik anak agar berbudi pekerti baik.
Toto Suharto Mengutip dari pendapat Muraini dan Abdul Majid dalam bukunya mengemukakan tiga fungsi pendidik. Yaitu ;
1.       Fungsi Instruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran .
2.       Fungsi Edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan.



 

[10]Tirtaraharja, Umar. Lasula. 2000. Pengantar pendidikan. Jakarta : Rineka cipta

3.       Fungsi Managerial yang bertugas memimpin dan mengelola pendidikan.
Untuk Menjalankan Itu semua seorang guru atau pendidik harus memenuhi syarat-syarat. Dalam hal ini kami contohkan dalam peraturan persyaratan yang tertuang dalam UU pendidikan dan pengajaran no.04 tahun 1950 bab X pasal 5 yang berbunyi :
“ Syarat utama menjadi seorang guru, selain ijazah dan syarat-syarat lain yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk dapat memberikan pendidikan dan pengajaran (seperti yang dimaksud dalam pasal 3,4 dan 5 UU ini).Selain itu, Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-Undang Guru dan Dosen, yang merupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatkan kualitas kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi Strata 1 atau D4, dan memiliki sertifikat profesi.

2.   Peserta Didik [11]
Faktor anak didik adalah merupakan salah satu factor pendidikan yang paling penting  karena tanpa adanya factor tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu factor anak didik tidak dapat digantikan oleh factor yang lain.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah
a.   Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insane yang unik
b.   Individu yang sedang berkembang
c.   Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
d.   Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan.

 

[11] Tirtaraharja, Umar. Lasula. 2000. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
Di sini peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bimbingan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan.
Peserta didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Jika menginginkan keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam syarat  yaitu :
1)      Cerdas                   
2)      Bersungguh-sungguh                     
3)      Sabar                                              
4)      Mempunyai bekal
5)      Mengikuti petunjuk guru
6)      Lama waktunya

3.  Tujuan Pendidikan [12]
Menurut Dr.Zakiah Daradjat,dkk. Tujuan pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Bila Pendidikan itu berbentuk pendidikan formal, tujuan pendidikan itu harus tergambar dalam suatu kurikulum.
Adapun rumusan Formal dari tujuan pendidikan secara Hierarchies adalah ;
·     Tujuan Pendidikan Nasional. Adalah merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh seluruh bangsa indonesia, dan merupakan rumusan daripada kwalifikasi terbentuknya suatu warga negara yang dicita-citakan bersama.
·     Tujuan Institusional. Ialah tujuan pendidikan secara formal dirumuskan oleh lembaga-lembaga pendidikan.
·     Tujuan Kurikuler. Ialah tujuanyang dirumuskan secara formal pada kegiatan kurikuler yang ada pada lembaga-lembag pendidikan.

 

[12] Tirtaraharja, Umar. Lasula. 2000. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
·     Tujuan Instruksional. Adalah merupakan tujun yang hendak dicapai setelah selesai program pengajaran.

Lebih spesifik tentang tujuan pendidikan. Adalah tujuan pendidikan agama islam yang terbagi dalam Tujuan Akhir dan Tujuan Antara (umum dan Khusus). Tujuan akhir pendidikan agama islam adalah penyerahan dan penghambaan diri secara total kepada Allah. Tujuanini bersifat tetap dan berlaku umum tanpa memperhatikan tempat, waktu dan keadaan.
Tujuan Antara pendidikan islam merupakan penjabaran tujuan akhir, yang diperoleh melalui usah ijtihad para pemikir pendidikan islam, yang karenanya terikat oleh kondisi locus dan Tempus. Tujian Antara harus mengandung perubahan-perubahan yang diharapkan subjek pendidik, setelah melakukan proses pendidikan baik yang
Setaip kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat menetukan.
Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hgendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan yang ingin dicapai.
Cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan secara jelas, sehingga semua pelaksana dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan seperti pendidikan, bila tidak mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai, maka prosesnya akan mengabur. Oleh karena tujuan tersebut tidak mungkin dapat dicapai secara sekaligus, maka perlu dibuat secara bertaha, misalnya tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kulikuler dan tujuan instruktusionalnya ditetapkan secara jelas dan terarah. Tentang tujuan ini, di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, secara jelas disebutkan Tujuan pendidikan nasional, yaitu
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi perkerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasamani dan rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

4.   Materi [13]
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi ini bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinnekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian jiwa dan semangat Bhinneka Tunggal Ika dapat ditumbuhkembangkan.

5.   Alat [14]
Adapun yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu yang dipergunaan dalam usah untuk mencapai tujuan dari pendidikan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan alat pendidikan agama ialah; Segala sesuatu yang dipakai dalam mencapai tujuan pendidikan agama.
Dalam memilih alat / media pendidikan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Seperti yang diajukan oleh Heinick,dkk (1982) yang berupa model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah (ASSURE) adalah singkatan dari : Analyze Learner Characteristik, State Objektive, Select, or Modify Media, Utilize, Require Learner Response and Evaluate.[15] Model ini menyarankan kegiatan utama dalam perencanaan pengajaran sebagai berikut :

 

[13, 14] blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Pengertian-dan-faktor.doc
Menganalisis Karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa SD/SMP/SLTA/PT/ organisasi pemuda, perusahaan, usia, Jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, sosial, Ekonomi.
a.      Merumuskan tujuan pengajaran.
b.     Memilih, memodifikasi / merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. [16]
1.     Menggunakan mteri dan media (Bagaimana dan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menggunakannya) ruang dan fasilitas lain.
a.      Meminta tanggapan dari siswa.
b.     Mengevaluasi proses belajar mengajar.[17]

Alat-alat pendidikan  dapat dikelompokkan menjadi 3 dengan uraian atau klasifikasi sebagai berikut :
1.       Alat Pengajaran : Yang dibedakan menjadi tiga ;
·     Alat pengajaran Klasikal, Seperti Papan Tulis, kapur dan lain-lain.

·     Alat Pengajaran Individual. Seperti alat tulis, buku pelajaran dan lain-
    lain.
·     Alat Peraga. [18]
2.       Alat-alat Pendidikan Langsung : termasuk alat pendidikan yang langsung juga ialah dengan menggunakan emosi dan dramatisasi dalam menerangkan masalah agama. Karena agama lebih menyangkut perasaan.[19]
3.       Alat-alat Pendidikan tidak Langsung : Alat yang bersifat kuratif. Agar dengan demikian anak-anak menyadari perbuatannya yang salah dan berusaha untuk memperbaikinya.[20]


                              
                        
                         [16,17,18,19,20] blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Pengertian-dan-faktor.doc
                                                         Tirtaraharja, Umar. Lasula. 2000. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rineka cipta

C.    Hubungan Timbal Balik antar Faktor Pendidikan [21]
Mengelola interaksi belajar mengajar melalui interaksi hubungan timbal balik antar siswa dan guru, profil pendidikan tahun pelajaran 2007/2008. bab i. pendahuluan . dapat:
1.     memahami pengaruh timbal balik antara faktor lingkungan dan pendidikan, rohaniah: kenaikan pangkat, pendidikan dan pengembangan karir, pemberian cuti, faktor-faktor produksi (sumber-sumber) yang diperlukan: hubungan timbal balik antara manajemen, organisasi dan tata kerja (metode)
2.     ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya,
3.     ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka kos-kosan merupakan pihak yang terkait dengan bidang pendidikan.














 

            [21]


III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Proses pendidikan yang berlangsung selalu melibatkan beberapa unsur pendidikan antara lain ; subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik), interaksi edukatif antara keduanya, tujuan pendidikan, kurikulim/materi pendidikan, alat dan bahan pendidikan serta lingkungan pendidikan. 
Proses tersebut akan semakin ideal pelaksanaanya apabila proses tersebut selalu memperhatikan beberapa unsur antara lain; kognitif, afektif dan psikomotorik. Tanpa ketiganya proses pendidikan mustahil akan berjalan dengan sempurna.
Dari berbagai unsur diatas, ada unsur yang berjalan langsung dengan pengalaman inderawi anak didik yang disebut dengan unsur empirik. Seperti adanya pengembangan diri, kreatifitas dan aplikasi ilmu. Yang sering kita kelompokkan dalam penilaian afektif dan psikomotorik anak, setelah mereka diberi ilmu secara kognitif (teori) saja.  













DAFTAR PUSTAKA

blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Pengertian-dan-faktor.doc

Tirtaraharja, Umar. Lasula. 2000. Pengantar pendidikan. Reneka cipta: Jakarta


Salam.Burhanudin. 2002. Pengantar pedagogik. Rineka cipta: Jakarta




2 komentar: