PENGERTIAN, FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN dan HUBUNGAN
TIMBAL BALIK
Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas individu
dalam
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pembimbing : Nur Hidayati M.Pd.
Di
susun oleh :
Endah Ayunda Sari
(122150030)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012
DAFTAR
ISI
PENDAHULUAN………………………………………………………… I
PEMBAHASAN………………………………………………………….. 1
A. Pengertian
faktor-faktor pendidikan……………………………… 1
B. Macam-macam
factor pendidikan………………………………... 2
C. Hubungan
timbale balik…………………………………….…… 9
DAFTAR PUSTAKA
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap
komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat kita ungkapkan dalam pembahasan
ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pendidikan ?
2. Apa saja faktor-faktor utama
pendidikan ?
3. Apa Hubungan
Timbal Balik antar Faktor Pendidikan
C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan
1.
Untuk
memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
2.
Mengenal
dan memahami pengertian pendidikan,
3.
Memahami
apa saja yang menjadi faktor-faktor utama pendidikan yang
secara langsung
terlibat dalam proses pendidikan.
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Faktor-Faktor Pendidikan
Meskipun barangkali sebagian di antara kita mengetahui
tentang apa itu pendidikan, tetapi ketika pendidikan tersebut diartikan dalam
satu batasan tertentu, maka terdapatlah bermacam-macam pengertian yang
diberikan.
Dalam arti sederhan pendidikan sering diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina keperibadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam
masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau
paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja
oleh orang dewasa agar ia menjadi orang dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan
sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental.[1]
Sementara
itu pendidikan menurut :
1.
Langeveld: pendidikan
merupakan usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak
tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. [1]
2.
John Dewey: pendidikan merupakan proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan
sesama manusia.[2]
3.
J.J. Rousseau: pendidikan memberi kita perbekalan yang tidak ada pada
masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. [3]
4.
Driyarkara: pendidikan
merupakan pemanusian manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. [4]
[1,2,3,4] Salam.Burhanudin. 2002. Pengantar pedagogik. Jakarta :Rineka
cipta
Jadi pendidikan dapat di simpulkan:
Pendidikan adalah wadah atau tempat pengantar manusia menuju
kehidupan yang lebih baik dan sukses. Pendidikan juga adalah usaha atau proses
manusia agar menjadi lebih dewasa.
Unsur-unsur dalam pendidikan adalah: [5]
Usaha
(kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan
dilakukan secara sadar;
Ada pendidik,
pembimbing;atau penolong;
Ada yang didik
Bimbingan itu
mempunyai dasar dan tujuan;
Dalam usaha itu
tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
1. Ki Hajar
Dewantara. Pendidikan merupakan tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. [6]
- Menurut
undang-undang no 2 th 1989. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk
menyiapkan pesdik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang. [7]
- menurut UU
no 20 th 2003. pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesdik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memili kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. [8]
B. Macam-Macam Faktor Pendidikan[9]
Dalam melaksanakan pendidikan, perlu diperhatikan adanya
faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan tersebut.
[5,6] Tirtaraharja, Umar. Lasula.
2000. Pengantar pendidikan. Jakarta:
Rineka cipta
Faktor-Faktor
Pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya
mempunya hubungan yang erat. Kelima faktor tersebut adalah :
1. Pendidik [10]
Pendidik
ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan
sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga
lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang
tua , guru, pemimpin, program pembelajaran, latihan dan masyarakat/organisasi.
Pendidik
merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, dipundaknya
terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik
kearah tujuan pendidikan yang dicitakan. Secara umum, pendidik adalah mereka
yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena
hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan.
Selain mendidik pendidik/guru mempunyai 4 empat tugas, yaitu
;
1. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama
isalm.
2.
Menanamkan
Keilmuan dalam jiwa anak.
3.
Mendidik
anak agar taat menjalankan agama.
4.
mendidik
anak agar berbudi pekerti baik.
Toto Suharto Mengutip dari pendapat
Muraini dan Abdul Majid dalam bukunya mengemukakan tiga fungsi pendidik. Yaitu
;
1. Fungsi Instruksional yang bertugas
melaksanakan pengajaran .
2. Fungsi Edukasional yang bertugas
mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan.
[10]Tirtaraharja, Umar. Lasula.
2000. Pengantar pendidikan. Jakarta :
Rineka cipta
3. Fungsi Managerial yang bertugas
memimpin dan mengelola pendidikan.
Untuk Menjalankan Itu semua seorang
guru atau pendidik harus memenuhi syarat-syarat. Dalam hal ini kami contohkan
dalam peraturan persyaratan yang tertuang dalam UU pendidikan dan pengajaran
no.04 tahun 1950 bab X pasal 5 yang berbunyi :
“ Syarat
utama menjadi seorang guru, selain ijazah dan syarat-syarat lain yang mengenai
kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk dapat
memberikan pendidikan dan pengajaran (seperti yang dimaksud dalam pasal 3,4 dan
5 UU ini).Selain itu, Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-Undang
Guru dan Dosen, yang merupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatkan
kualitas kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi
Strata 1 atau D4, dan memiliki sertifikat profesi.
2. Peserta Didik [11]
Faktor
anak didik adalah merupakan salah satu factor pendidikan yang paling
penting karena tanpa adanya factor tersebut, maka pendidikan tidak akan
berlangsung. Oleh karena itu factor anak didik tidak dapat digantikan oleh
factor yang lain.
Ciri khas
peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah
a.
Individu
yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insane
yang unik
b.
Individu
yang sedang berkembang
c.
Individu
yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
d.
Individu
yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Dalam
paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu yang belum dewasa
dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan.
[11] Tirtaraharja, Umar. Lasula. 2000. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
Di sini
peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani
yang belum mencapai kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun
psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bimbingan arahan
pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya
menuju kedewasaan.
Peserta
didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Jika
menginginkan keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam syarat yaitu :
1)
Cerdas
2)
Bersungguh-sungguh
3)
Sabar
4) Mempunyai
bekal
5) Mengikuti
petunjuk guru
6) Lama
waktunya
3.
Tujuan Pendidikan [12]
Menurut Dr.Zakiah Daradjat,dkk. Tujuan
pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha
pendidikan. Bila Pendidikan itu berbentuk pendidikan formal, tujuan pendidikan
itu harus tergambar dalam suatu kurikulum.
Adapun
rumusan Formal dari tujuan pendidikan secara Hierarchies adalah ;
· Tujuan Pendidikan Nasional. Adalah
merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh seluruh bangsa indonesia, dan
merupakan rumusan daripada kwalifikasi terbentuknya suatu warga negara yang
dicita-citakan bersama.
· Tujuan Institusional. Ialah tujuan
pendidikan secara formal dirumuskan oleh lembaga-lembaga pendidikan.
· Tujuan Kurikuler. Ialah tujuanyang
dirumuskan secara formal pada kegiatan kurikuler yang ada pada lembaga-lembag
pendidikan.
[12] Tirtaraharja, Umar. Lasula.
2000. Pengantar pendidikan. Jakarta:
Rineka cipta
· Tujuan Instruksional. Adalah
merupakan tujun yang hendak dicapai setelah selesai program pengajaran.
Lebih
spesifik tentang tujuan pendidikan. Adalah tujuan pendidikan agama islam yang
terbagi dalam Tujuan Akhir dan Tujuan Antara (umum dan Khusus).
Tujuan akhir pendidikan agama islam adalah penyerahan dan penghambaan diri
secara total kepada Allah. Tujuanini bersifat tetap dan berlaku umum tanpa
memperhatikan tempat, waktu dan keadaan.
Tujuan
Antara pendidikan islam merupakan penjabaran tujuan akhir, yang diperoleh
melalui usah ijtihad para pemikir pendidikan islam, yang karenanya terikat oleh
kondisi locus dan Tempus. Tujian Antara harus mengandung
perubahan-perubahan yang diharapkan subjek pendidik, setelah melakukan proses
pendidikan baik yang
Setaip
kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan
kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang
tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian,
tujuan merupakan faktor yang sangat menetukan.
Pendidikan
sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan
tujuan sebagai sesuatu yang hgendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu
bersifat abstrak sampai rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk
memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan
pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah
cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah
memilih arah atau tujuan yang ingin dicapai.
Cita-cita
atau tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan secara jelas, sehingga semua
pelaksana dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan
seperti pendidikan, bila tidak mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai, maka
prosesnya akan mengabur. Oleh karena tujuan tersebut tidak mungkin dapat
dicapai secara sekaligus, maka perlu dibuat secara bertaha, misalnya tujuan
umum, tujuan institusional, tujuan kulikuler dan tujuan instruktusionalnya
ditetapkan secara jelas dan terarah. Tentang tujuan ini, di dalam UU Nomor 2
Tahun 1989, secara jelas disebutkan Tujuan pendidikan nasional, yaitu
“Mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi perkerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasamani dan rohani,
keperibadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
4. Materi [13]
Dalam
sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan
disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti
maupun muatan lokal. Materi ini bersifat nasional yang mengandung misi
pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya adalah
mengembangkan kebhinnekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.
Dengan demikian jiwa dan semangat Bhinneka Tunggal Ika dapat
ditumbuhkembangkan.
5. Alat [14]
Adapun
yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu yang dipergunaan
dalam usah untuk mencapai tujuan dari pendidikan.
Dengan
demikian yang dimaksud dengan alat pendidikan agama ialah; Segala sesuatu yang
dipakai dalam mencapai tujuan pendidikan agama.
Dalam
memilih alat / media pendidikan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.
Seperti yang diajukan oleh Heinick,dkk (1982) yang berupa model
perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah (ASSURE)
adalah singkatan dari : Analyze Learner Characteristik, State Objektive,
Select, or Modify Media, Utilize, Require Learner Response and Evaluate.[15] Model ini menyarankan
kegiatan utama dalam perencanaan pengajaran sebagai berikut :
[13, 14] blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Pengertian-dan-faktor.doc
Menganalisis
Karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa SD/SMP/SLTA/PT/
organisasi pemuda, perusahaan, usia, Jenis kelamin, latar belakang sosial
budaya, sosial, Ekonomi.
a. Merumuskan tujuan pengajaran.
b. Memilih, memodifikasi / merancang dan
mengembangkan materi dan media yang tepat. [16]
1. Menggunakan mteri dan media
(Bagaimana dan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menggunakannya) ruang dan
fasilitas lain.
a. Meminta tanggapan dari siswa.
b. Mengevaluasi proses belajar
mengajar.[17]
Alat-alat pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 3
dengan uraian atau klasifikasi sebagai berikut :
1. Alat Pengajaran : Yang dibedakan menjadi tiga ;
·
Alat
pengajaran Klasikal, Seperti Papan Tulis, kapur dan lain-lain.
·
Alat
Pengajaran Individual. Seperti alat tulis, buku pelajaran dan lain-
lain.
·
Alat
Peraga. [18]
2. Alat-alat Pendidikan Langsung : termasuk alat pendidikan yang
langsung juga ialah dengan menggunakan emosi dan dramatisasi
dalam menerangkan masalah agama. Karena agama lebih menyangkut perasaan.[19]
3. Alat-alat Pendidikan tidak Langsung : Alat yang bersifat kuratif. Agar
dengan demikian anak-anak menyadari perbuatannya yang salah dan berusaha untuk
memperbaikinya.[20]
[16,17,18,19,20] blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Pengertian-dan-faktor.doc
Tirtaraharja, Umar. Lasula. 2000. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rineka
cipta
C. Hubungan Timbal Balik antar Faktor
Pendidikan [21]
Mengelola
interaksi belajar mengajar melalui interaksi hubungan timbal balik antar siswa
dan guru, profil pendidikan tahun pelajaran 2007/2008. bab i. pendahuluan .
dapat:
1.
memahami
pengaruh timbal balik antara faktor lingkungan dan pendidikan, rohaniah:
kenaikan pangkat, pendidikan dan pengembangan karir, pemberian cuti,
faktor-faktor produksi (sumber-sumber) yang diperlukan: hubungan timbal balik
antara manajemen, organisasi dan tata kerja (metode)
2.
ada
hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya,
3.
ada
suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka kos-kosan
merupakan pihak yang terkait dengan bidang pendidikan.
[21]
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses
pendidikan yang berlangsung selalu melibatkan beberapa unsur pendidikan antara
lain ; subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik),
interaksi edukatif antara keduanya, tujuan pendidikan, kurikulim/materi
pendidikan, alat dan bahan pendidikan serta lingkungan pendidikan.
Proses
tersebut akan semakin ideal pelaksanaanya apabila proses tersebut selalu
memperhatikan beberapa unsur antara lain; kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tanpa ketiganya proses pendidikan mustahil akan berjalan dengan sempurna.
Dari
berbagai unsur diatas, ada unsur yang berjalan langsung dengan pengalaman
inderawi anak didik yang disebut dengan unsur empirik. Seperti adanya
pengembangan diri, kreatifitas dan aplikasi ilmu. Yang sering kita kelompokkan
dalam penilaian afektif dan psikomotorik anak, setelah mereka diberi ilmu
secara kognitif (teori) saja.
DAFTAR
PUSTAKA
blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Pengertian-dan-faktor.doc
Tirtaraharja, Umar. Lasula. 2000. Pengantar pendidikan. Reneka cipta:
Jakarta
Salam.Burhanudin. 2002. Pengantar pedagogik. Rineka cipta:
Jakarta
eeecieee...
BalasHapus👍👍👍
BalasHapus