jam

Kamis, 10 Juli 2014

Pengabdian masyarakat "Dengan penyaring air sederhana"

Assalamualaikum Wr. Wb

Sudah hampir 6 bulan kami (Tim PKM pengabdian masyarakat UM Purworejo) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Paitan, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo. Kegiatan yang di danai DIKTI ini kami laksanakan sekitar bulan Maret-Juli 2014. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberi trobosan-trobosan atau solusi atas kesulitan atau problem yang selama ini terjadi dan berkembang di Masyarakat. Tentunya kegiatan ini InsyaAllah memberi manfaat bagi warga desa Paitan, selain memberi manfaat bagi warga desa, program dan kegiatan ini juga memberikan pengalaman tersendiri kepada Tim kami. Pengalaman yang tentunya sangat luar biasa dalam perkembangan pengetahuan kami akan kondisi yang dialami warga sekitar.



Kami hadir dengan tujuan "peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam  mengolah air dengan tehnik penyaringan yang sederhana sehingga dapat dihasilkan air bersih yang layak digunakan untuk  memenuhi kebutuhan sehari-hari.". Mengingat betapa pentingnya air dalam kehidupan manusia. Air tanah (sumur) seringkali kotor, berbau tidak sedap dan keruh saat menghadapi musim kemarau. Oleh karena itu kami berusaha memberi alternatif solusi kepada warga untuk menanggulangi kesulitan air bersih tersebut. Cara yang Kami tempuh untuk memperoleh tujuan kami adalah dengan melaksanakan sosialisasi kepada warga, memberikan pelatihan dan memonotoringi kagiatan pembuatan alat penyaringan air tersebut.

Sesuai namanya, alat ini cukup sederhana. Kami hanya membutuhkan batu, krikil, ijuk, busa, pasir dan arang untuk melakukan filtrasi atau penyaringan. Caranya pun mudah, cuci semua bahan kemudian susun bahan ke dalam ember. Media yang kami gunakan, yang pertama adalah dengan menggunakan ember cat besar dengan kapasitas sekitar 20 liter lalu yang sebagai tindak lanjut program kami, kami membuat saringan air bersama dengan warga dengan kapasitas yang lebih besar yaitu sekitar 80 liter.

Kegiatan yang kami laksanakan sangat menyenangkan, warga pun terlihat sangat antusias dengan apa yang kami laksanakan bersama-sama. Bayak sekali pertanyaan yang warga ajukan kepada kami, diantaranya adalah "Bagaimana membuat air yang tidak hanya bersih tetapi juga sehat?" , "bagaimana bila alat saringan yang digunakan tidak juga merubah warna air yang keruh menjadi bening?" dan lain sebagainya.


Untuk menjawab pertanyaan diatas, kami akan melakukan uji lab, apakah air yang sudah disaring dapat dikatakan air bersih dan sehat. untuk hasil uji lab akan kami kabarkan lebih lanjut karena masih dalam proses pengujian, uji lab kami laksanakan di DEPKES Yogyakarta. Lalu untuk menjawab pertanyaan selanjutnya, memang ketika kita membuat alat penyaring, alat tersebut terkadang tidak ekerja secara optimal, hal tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, diantaranya pencucian yang kurang bersih, perlu dilakukannya beberapa kali penyaringan dan alat yang mungkin suda kotor, sehingga perlu dilakukan pencucian bahan berulang kali.


Dengan hadirnyan kami di desa Paitan, semoga dapat menginspirasi warga sekitar untuk membuat alat penyaring air yang tentunya lebih baik lagi, serta dapat menginspirasi teman-teman mahasiswa yang lain untuk melakukan apa saja yang dapat kita lakukan sebagai generasi penerus bangsa terhadap lingkungan disekitar kita dengan segudang problema yang mungkin tidak akan pernah ada habisnya.


Cukup sekian yang dapat kami sampaikan, semoga artikel ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. AMIN

Wassalamualaikum Wr. Wb

*Dokumentasi







Minggu, 11 Mei 2014

Mereka, Hanya Ingin Tersenyum Bangga :)


Hai... Udah lama nih gak posting artikel ataupun cerpen. Kali ini saya mau mencoba untuk membahas tentang hubungan orang tua dan anak.

Menurut saya, hampir semua anak pasti pernah bertanya tanya dan memberontak terhadap apa yang orang tua kita lakukan terhadap kita. Hayooo ngaku.... contohnya saja, ketika orang tua melarang kita untuk pergi berlama-lama, untuk tidak bermain lama-lama (tidak tahu waktu), melarang agar kita tidak mengikuti banyak kegiatan diluar rumah, mengharuskan kita a, b, c daaaaannn masih banyak lagi yang lainnya.

Mungkin akan terbesit dalam pikiran kita, kenapa sih orang tua saya seperti ini? kenapa sih mereka itu kolot? jadul? tidak mengerti anak muda daaaannn lain-lain, atau bahkan dilain sisi, ada pula orang tua yang membiarkan anaknya main tidak kenal waktu, selalu memberikan apa yang anak tersebut inginkan, bahkan sampai si anak tersebut bertanya, kenapa sih mereka tidak pernah mencari saya? kenapa sih mereka tidak pernah menanyakan saya? kenapa? kenapa? kenapa...???????

Ingat lah, ketika kita mempunyai orang tua seperti yang digambarkan pada paragraf ke-2, ingat bahwa orang lain ingin seperti kita, ingat bahwa anak pada paragraf ketiga menginginkan seperti kita, ingatlah bahwa setiap orang tua memiliki alasan mengapa mereka melakukan itu semua. Lalu bagaimana kasusnya bila kita menjadi anak dalam paragraf ke-3? Mungkin orang tua tersebut, menyayangi kita dengan cara seperti itu, mungkin mereka mempunyai kepercayaan penuh kepada kita, mereka yakin kepada kita bahwa kita akan menjaga nama baik mereka diluar sana.

So, selagi kita masih memiliki orang tua, jaga dan pelihara mereka sebagaimana mereka menjaga kita, sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita, mungkin kita tidak pernah tahu atau bahkan tidak akan mengerti apa yang mereka fikirkan bila kita hanya memandang apa yang kita sukai. Mungkin terkadang cara mereka membuat kita merasa tidak nyaman, merasa terkekang atau merasa terabaikan. Ingatlah, kita tidak akan pernah merasakan sebal, marah, jengkel lagi ketika mereka sudah tidak menemani kita. 

Bisa saja mereka (Orang tua) memiliki banyak waktu untuk kita, membesarkan kita, menyekolahkan kita tapi bagaimana bila kita tidak mampu berada lebih lama dengan mereka? bagaimana bila sampai saatnya tiba kita belum sempat membayar apa yang mereka inginkan? :')

Walau sulit, tapi yakinlah, mereka hanya ingin yang terbaik untuk anaknya.

*Selamat menempuh kesuksesan* :)